#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day14
Judul Buku: Marrying Daisy Bellamy
Penulis: Susan Wiggs
Jumlah Halaman: 533
Penerbit: Gramedia
Alih Bahasa: Nur Anggraini
Cetakan Agustus, 2014
Bagian Dua Belas
Daisy begitu beruntung ada Logan yang membantunya mengurus
Charlie dan menemaninya melewati masa-masa duka atas kehilangan Julian. Aku
terbiasa menghadapi semuanya sendiri. Hanya waktu-waktu tertentu aku butuh
pendapat orang, yang seringnya tidak dapat menjawab pertanyaanku. Yang jelas dapat
menjawab setiap pertanyaanku adalah almarhum eyang, dan baru-baru ini ayahku. Mungkin
karena ia merasa satu-satunya orang yang akhirnya dapat memahaminya, yang dapat
mengingatkannya akan hal-hal tentang almarhum ayahnya, adalah aku, anaknya yang
dekat dengan ayahnya. Blood is thicker than water.
Daisy mulai merasakan sesuatu dengan Logan karena sudah lama
tidak ada Julian. Jika pergi hanya sekedar bertugas bertahun-tahun, dapat ditunggu.
Tapi Julian pergi untuk selamanya. Hal lumrah jika Daisy merasakan sesuatu
dengan Logan, karena lelaki itu selalu ada. Kami wanita adalah budak kebaikan. Seindah
apapun masa lalu, kami akan luluh dengan pria yang begitu baik. Begitu juga aku
saat menunggu si lelaki amnesia. Ia tak kunjung ingat juga, dan disanalah Ayah
Dale, mengincarku dan melamarku. Adalah hal yang langka terjadi pada wanita
berumur 32 tahun untuk dilamar, mungkin karena begitu takut aku akan mati setelah
operasi pengambilan tumor, jadi pikirnya, menikah lebih baik.
Kita tidak akan pernah tahu siapa seutuhnya pasangan kita,
sebelum kita seatap selama 24 jam seminggu. Sedikit demi sedikit kutemukan
kejanggalan yang berakhir kesimpulan oleh temanku yang psikiater bahwa ia
mengidap schizophrenia. Sedikitnya itu menjelaskan perlakuan kasarnya yang
membahayakan padaku. Yang kupikirkan hanya Dale di dalam rahimku, jadi
menghindari ayahnya sementara, adalah keputusan yang aman dan tepat. Karena itu,
aku tidak ingin terlalu keras kepada Dale, schizophrenia adalah genetic dan
perlakuan keras semasa kecil, akan memicu efek kekerasan di usia dewasa. Seperti
child trauma yang dialami oleh ayah Dale. Ada apa denganku dan kematian. Teman psikiaterku
itu, meninggalkanku di usia belum 40 tahun. Kami dulu sesama pejuang tumor
payudara. Aku selamat dan yang kupunya tidak ganas, ia akhirnya dikalahkan oleh
kankernya. Ciri khas INFJ, begitu dekat dengan kematian, kehilangan, dan
menguatkan perasaan.
No comments:
Post a Comment