Sunday, March 6, 2022

Marrying Daisy Bellamy Insight Day06

 


#maksakeunmaca

#onebookonemonth

#day06

Judul Buku: Marrying Daisy Bellamy

Penulis: Susan Wiggs

Jumlah Halaman: 533

Penerbit: Gramedia

Alih Bahasa: Nur Anggraini

Cetakan Agustus, 2014

Bagian Enam

Enam, angka favoritku. Diantara 7 buku yang kutulis, buku ke-6 berisi karakter favoritku. Begitu juga dengan buku ini. Sejauh 124 halaman, bagian ke-6 ini adalah favoritku. Karena akhirnya Julian mengajak terbang Daisy. Kencan yang tidak biasa. Tidak sama seperti kencan Daisy dengan Julian sebelumnya. Tidak dapat disebut kencan karena seringnya Julian menantang Daisy untuk melakukan berbagai petualangan seperti memanjat.

Kebersamaan Daisy dan Julian disebutkan di bagian 6 ini sebagai flash back. Bahwa yang terjadi saat itu, berbeda. Karena Julian telah menjadi seorang dewasa yang segalanya legal, termasuk mengemudikan pesawat terbang. Terbang memang sepertinya cocok untuk para adrenaline junkie. Mungkin aku setengah adrenaline junkie yang sejak kecil senang mengantri berjam-jam hanya untuk naik roller coaster berkali-kali atau naik Kora-Kora di dunia fantasi lalu duduk dipaling ujung karena rasanya begitu bebas dan luar biasa saat aku berada di ujung tertinggi wahana. Saat kecil, ketika aku masih diasuh oleh mendiang nenekku, kami selalu terbang ke Jogja setiap weekend, karena kakekku juga pilot di angkatan udara, jadi bolak balik Jogja, adalah hal biasa. Dan terbang juga hal yang biasa untukku. Sayangnya tokoh buku ke-6 takut ketinggian sejak gagal jadi pilot dan selamat dari kecelakaan yang meratakan bagian hidung body kijang yang dikemudikannya di jalan tol. Ada apa dengan aku dan kecelakaan. Itu cerita tokoh buku ke-6, lalu ditinggal meninggal karena kecelakaan oleh tokoh buku ke-1?! Naas ya, nasibku dulu.

Kencan Daisy dan Julian dapat dibilang sempurna, karena pada akhirnya Julian melamar Daisy. Dan yang menyenangkan adalah pertanyaanku di bagian-bagian sebelumnya apakah Julian tidak berpikir bahwa Daisy dan Charlie adalah satu paket, akhirnya terjawab. Justru Julian sangat berhati-hati terhadap Charlie karena ia merasakan pahitnya menjadi anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal. Setiap ia berharap ayahnya atau ibunya akan mempunyai pasangan baru untuk ia panggil mama atau papa, setiap kali harapannya harus pupus, karena ayahnya tidak pernah menikah karena terlalu sibuk dengan penelitian di kampusnya. Dan ibu Julian selalu merasa dirinya sendiri yang terpenting bersama dengan karir aktingnya sehingga juga tidak pernah menikah. Aku rasa selama ini aku aman tidak mengenalkan Dale dengan lelaki manapun kecuali yang terdekat adalah tokoh buku ke-6 yang terlihat menyukai Dale. Hanya dia yang sering terlihat menjemputku, karena belum sampai pada kesempatan kami melihat apakah kami punya masa depan, ia harus kulepaskan. Sebelum aku semakin hancur dengan kata-kata, perlakuan kasar, dan keegoisannya.

Mungkin buku ini memang harus kubaca karena aku selalu mencari tanda-tanda di semesta tentang apakah hidupku sudah sesuai jalan yang semestinya kutempuh. Hingga bagian ke-6, rasanya aku merasa penting untuk terus membaca buku ini. Menemukan emosi-emosi yang mungkin terjadi pada Dale dan mengantisipasi untuk berbagai masalah yang mungkin muncul. Itulah hidup seorang INFJ seperti aku. Menyerap emosi, dan berusaha mencari jalan terbaik untuk ditempuh. Sekali lagi, terima kasih Bude Anggi :*

No comments: