#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day13
Judul Buku: Marrying Daisy Bellamy
Penulis: Susan Wiggs
Jumlah Halaman: 533
Penerbit: Gramedia
Alih Bahasa: Nur Anggraini
Cetakan Agustus, 2014
Bagian Dua Belas
Daisy akhirnya mulai dapat bekerja dengan perasaan normal setelah
kematian Julian, dalam selang waktu yang cukup lama. Perasaan Daisy yang
digambarkan, cocok ketika aku kehilangan tokoh buku ke-6, setelah ia menunggu
selama 3 tahun seandainya aku gila dan memeluk keyakinannya, mungkin saat itu
ia akan melamarku. Rahasia yang tidak kuketahui, yang baru saja kuketahui dari
temannya, sebelum temannya menghembuskan napas yang terakhir. Temannya tidak
ingin menyimpan rahasia itu. Kusimpan baik-baik, kawan. Tapi kusimpan saja,
tidak akan kucari tokoh buku ke-6 itu, biar kujadikan beberapa buku, haha...
Waktulah yang menyembuhkanku, sudah 3 tahun, aku dengan
mudah menceritakan dirinya, tanpa merasa napasku terhenti secara paksa. Lalu 2
lelaki dari buku pertama. Lelaki yang pertama dikenalku tahun 2007 ketika pertama
menemuinya, setelah selama 7 tahun berteman secara online dan jaringan CC serta
masih bingung antara berkabung atau bangga dengan salah satu rekan kami yang
berhasil membobol Pentagon. Setengah jaringan ini, mati bersama dirinya saat ia
kecelakaan mobil, tidak lama setelah 3 bulan kami menjalin hubungan. Karena
semua serba rahasia, akupun menggunakan nama samaran laki-laki, tidak ada yang
mengira kami berhubungan, bertemu dan berkencan.
Bukan karena hubungan yang kupunya dengannya, tapi ia mentorku, sahabat, dan sekaligus kekasihku pada akhirnya. Darinya aku belajar meretas akun di social media. Untuk jaga-jaga, katanya. Semisal di masa depan, ada yang ingin mencurangimu. Dan kata-katanya terbukti bahkan 7 tahun setelah ia tiada, saat aku terpaksa meretas akun social media ayah Dale untuk menemukan bahwa ia menyelingkuhiku saat aku sedang mengandung Dale. Tanpa sengaja, satu akun terbuka di hapeku, akun-akun berikutnya baru terpaksa aku retas. Terbongkar sudah bagaimana cara ia mendapatkan uang dengan menipu para orang tua yang hidup dari dana pensiun di luar negeri, dan kejahatan-kejahatan lainnya sebagai conman. Walau ia telah tiada, setengah jaringannya masih dapat melacak keberadaan ayah Dale dan terus terang membuat ayah Dale cukup menderita dari Bandung, ia harus kabur ke Jakarta. Salah tempat, itu tempat lahirku, mati kutu dia dibuat oleh teman-temanku. Lalu lari ke Bangka Belitung yang lebih salah tempat karena merupakan tempat lahir dan markas besar kekasihku yang telah meninggal itu. Ketika ia kabur ke Kalimantan, nah disinilah aku tidak dapat lagi melacaknya. Jadi mudah setiap memberitakan pada Dale (walau ia sendiri merasa belum ingin tahu kemana ayahnya), if you wanna know where Daddy is, he’s in Borneo, maybe an Anaconda ate him. Dan Dale biasanya seperti otomatis tuli tidak mendengar karena sekali ia pernah katakan, jangan kasih tau aku, nanti panik. Lucu sekali jawaban anak umur 6 tahun.
Kamu beruntung,
nak, ada mommy yang bisa kautanya. Dulu aku umur 4 tahun sendiri, dan tidak
tahu cara bertanya, ataupun diberikan petunjuk cara bertanya. Berada di dalam
kegelapan sampai tahu caranya menulis tentang kepribadian ganda. Jauh sebelum
ada internet, jauh sebelum bisa menonton ataupun membaca cerita-cerita seperti
Split. Ketika kuberumur 11 tahun lebih tepatnya, saat ayah…
Saat setelah mendengar berita kecelakaannya memang tidak
mudah, karena walaupun berhubungan hanya 3 bulan, tetapi aku sudah mengenalnya
selama 7 tahun. Dari dulu aku selalu nyaman dengan orang yang kukenal sudah
lama. Lucunya mantan-mantanku mengira aku adalah wanita yang gampang membuka
diri. Tentu tidak, hati wanita begitu dalam, bahkan setelah sekian tahun
mengenalku, banyak dari mereka yang akhirnya mengerti, aku terlalu dalam untuk
diselami.
Tidak mudah tetap merasa normal setelah ditinggal meninggal
kekasih, aku mengerti perasaan Daisy. Bude Anggie memang tepat memberikan buku
ini untukku. Sampai sekarang aku masih mengingat 22 Januari dengan secangkir
kopi dan tanpa rokok. Cukup berat saat itu untuk berhenti merokok, karena hal
itu dan kopi, mengingatkanku padanya. Tapi Dale baru saja muncul diperutku,
saatnya berhenti, demi masa depannya. Mudah ya, kalau berkorban untuk orang
lain. Agak sulit untuk berbuat baik demi diri sendiri. Ciri khas INFJ.
Siapa kira ilmunya membuatku mudah menyalin program komputer
yang digunakan oleh IT panggilan kantor pertamaku, membuatku menyandang gelar
manajer hanya dengan lulusan SMA (saat aku belum selesai kuliah) karena pemiliknya
merasa tidak perlu memanggil sang IT lagi. Hanya karena aku sudah menguasai
programnya, siap memberi pelatihan kepada para karyawan, mengawasi dan menjaga sistemnya
tetap berjalan. 7 tahun online dan 3 bulan nyata, bekasnya begitu berguna
sampai kesekian kali hubunganku.
Lalu lelaki ke-2 yang telah dua kali kusebut dalam
insight-insightku. Tidak mudah menerima bahwa dirinya amnesia dan lupa akan
janji-janjinya padaku. Bahwa aku harus bersabar hingga 2 tahun sebelum akhirnya
aku bertemu dengan ayah Dale. Tapi lihat aku sekarang, cukup kuat untuk menulis
tentangnya. 11 tahun lalu, sulit menulis tentangnya tanpa berlinang air mata.
Ya, aku tahu perasaan Daisy, saat kehilangan Julian.
No comments:
Post a Comment