Sunday, February 26, 2017

Vina's Junkthoughts 6: Yang Terakhir, Yang Terbaik


Disini sendiri lagi,
Karna pada akhirnya semua akan kembali kepada kesendirian,
Hanya yang seiman yang bisa sejalan selamanya bersamaan.
Atau hanya Dia yang ada selama nya.
Aku telah jatuh cinta pada yang mengira dirinya buruk rupa bersimbol singa,
Atau ITU simbol namanya Dari kitab yang dipercayainya.
Semua tentangnya,
begitu bijaksana dan bersahaja.
Mungkin akibat berpikir akhirat telah puas dengan dunia,
Atau dia bukan dajjal tapi sejatinya manusia bermata dua,
Yang melek dunia dan Hari akhir-Nya.
Seakan aku menemukan Muslim sesungguhnya,
Atau ITU hanya tipu muslihatnya.
Kalaupun benar apa adanya,
Setidaknya aku sekali benar2 merasakan cinta.
Buta.
Biarkan itu menjadi dosa terindah.
Toh, aku sudah tertolong lagi oleh yang Ada selama-Nya.
Yang berbilangan ganjil dengan 99 asmanya.
Setidaknya yang bijaksana Dari kaumnya masih beranggapan,
Walau jatuh cinta, nalarku masih jalan.
Lalu saat yang kucinta menjelma menjadi Prince Charming dengan kekurangannya.
Please,... INI bukan Beauty and the Beast.
Cara mencintaku menjadi berubah, karna aku harus belajar mencintai orang yang berbeda, walau dia ada pada tubuh yang sama.
Dan INI fakta, bukan fantasi belaka.
Ironisnya saat kamu telah mencintai siburuk rupa, ia berubah menjadi sitampan berkondisi lainnya.
Masihkah kamu cinta?!
Dia orang yang beda!!!
Demi aku yang telah mengucap janji,
jika dimampukan akan aku tepati.
Every silver lining,
Toh pada akhirnya akan menjadi tabungan saat aku tak lagi bertulang dan berdaging.
Sekarang doaku boleh dibilang absolut atau absurd.
Setidaknya esensi penciptaan manusia,
tuk berpikir, berusaha, berguna Dan berdoa,
Telah kudapatkan maknanya,
Demi kebaikan kita semua.
Kamu, inspirasiku.
Coz, life is a journey,
Imej INI hanya sebuah prosesi.
Persinggahan Dari sebuah perjalanan,
ke kehidupan lainnya,
Dan traveling adalah hobi kita,
Ayam jago Dan tikus kayu para binatang dunia.
I'll be with you as in you're being towed,
My dearest man of the road.
To love is easy,
To be together forever is another story.
- coz you were born on the 6th, my room number is 6, and I write you as my book, the 6th -
3 months exactly today is the date, we have our first date.
-Yang Terakhir, Yang Terbaik-
Karna Islam agama Terakhir.
Aku menulis, dia meringis.
Hari INI juga adalah perjanjian kami menghadiri pernikahan sepupuku. Apa daya, aku terbaring bedrest kesakitan, dia tak berkendaraan. Aku kehilangan tali silaturahim, dia kehilangan pendapatan.
Hidup, begitu lucunya.
#giggles

Tuesday, February 21, 2017

My Favorite Character for my 6th Book

Karena kamar baruku nomor 6, kamu lahir tanggal 6, Dan kamu buku ke-6. 
Sang tikus kayu penggenap bilangan 666. 
Saat aku terbakar, 99-lah penyelamatku.
-kamu inspirasiku-
Yak, dipilih... Dipilih...πŸ’—πŸ’—πŸ’—πŸ’—πŸ’—πŸ’—
Ngga mudah ya,milih frame ato filter lainnya, saturation, hue, contrast, Dan lain-lainnya untuk karakter favorit kita yang memang sudah sempurna(seperti adanya,
nobody's perfect but a person is perfect in his own way.)
Teringat dulu klo main The Sims, pasti dipilih yang botak, lalu kumis & jenggotnya nyambung macam karakter diatas. Keranjingan sama tokoh drakula klasik yang botak, nyeremin, lalu leher jubahnya naik macam kaos karakter diatas(padahal dia pake baju,ga rapiπŸ˜‘ato kedinginanπŸ˜πŸ˜‚). It's funny how our unconscious mind can actually manifest the real one.
Zzzzz... Sorry, I'm speaking in English... Again... Can't help it😜
Seharusnya memang diceritakan dalam bahasa Indonesia,karena tokohnya menolak bicara bahasa Inggris. Model fisik bolelah macem Vin Diesel ato memang dia aslinya setinggi Jason Statham. Pulak lakonnya nganter2 orang atau barang macem Transporter. Amazingnya karakter yang satu INI cinta Indonesia banget,tapi sering keceplosan make istilah English atau intelektual macem"Good looking", atau "Simbiosis Mutualisme". Yah... Pendidikan ga bisa boong. Memang pendidikan dirumahnya lumayan Bagus #katabijaknya (pendidikan dirumah ITU nomer satu) dan alhamdulillahnya punya gelar S.Mn, jadi bisa terjawablah kenapa gaya bicaranya baik, tidak mudah terpancing emosi (ini satu-satunya karakter yang sabar banget ngadepin nyolotnya gue. Lempeng aja santai dia,gue kutik2 biar marah juga ngga pernah marah, muanieeezzzz aja trussss), cerdas mengambil hikmah dari setiap peristiwa dan ga segan2 buat disambungkan ke agama. Kenapa INI jadi karakter favoritku, yah orang bilang "Yang Terakhir, Yang Terbaik", seperti nya memang begitu. Jangan ditanya baik nya,beuh... Istilah dia mo nyemplung kubangan bareng Gue juga mau keles. Gue susah, dia mau ngaku2 jadi suami. Gue kaga bisa ketemu anak gue,dia rela deketin istri bokap biar gue bisa ketemu anak. Gue disongongin ama supir online,hampir aja mau ditatar juga,ga perduli Yang mau ditatar mantan polisi. Ato iseng nelponin sampe Pulsa habis cuma perkara ngebuktiin CD audio kantor bukan gue yang rusakin, sampe2 mau jadi saksi. Ato make sure gue pulang selamet mule Dari mesenin online car,ngecek di jalan,sampe mastiin gue udah sampe tujuan. Sampe2 bagi2 rahasia cara menghindar dari cowok bajingan sambil wanti2"Jangan kamu kasi!!", diulang sampe tiga kali.
Cara dia bekerja?! Jangan ditanya, satu-satunya supir online Yang bikin gue kecewa sama supir-supir online lainnya. Ya mungkin karena smart-nya ditunjuk kemanapun pasti nyampe. Ga kayak supir lainnya yang malah nanya sama gue dan gue ga bisa ngurusin urusan lainπŸ˜‘ Ya sekalian aja gue yang nyupir kalo begitu,ye gak?!πŸ˜‚
Ya begitu lah, pembaca bisa sedikit tau tentang karakter yang jadi inspirasi buku gue yang ke-6 :
Vina's Junkthoughts 6: The Man of the Roads. Selamat membaca, terima kasih, Dan salam cintaπŸ˜ŠπŸ˜πŸ’—πŸ’—πŸ’—πŸ’—

Monday, February 20, 2017

Vina's Junkthoughts 6: What You Give, You Get Back

Yang Terakhir, Yang Terbaik...
If my love to you is a tragedy,
Why are you my remedy...
You're my grim reaper of death,
Yet you're my savior from out of breath.

Dipekatnya malam,
ia kembali membelah kelam.
Hitam warna jaketnya
tidak bisa mengalahkan dalam
dan hitam matanya.
Ia seperti Grim Reaper dengan seringai seputih Fallen Angel.
Alisnya yang tajam mencuat,
seperti sepasang sayap malaikat.
Malaikat mautku,
si pendekatku dengan Pencipta-ku,
datang membawa secercah harapan.
Mataku yang sedang sensitif terhadap cahaya,
seperti drakula,
ia berkata(atau ia teringat dirinya saat menderita hal yang sama),
terpaksa harus menutup sedikit melihat silau kekhawatirannya.
Belum juga ia persilahkan dirinya masuk,
bibirnya sudah nyerocos perkara penyakitku.
Malaikat maut begitu sibuk harus kembali jalan mengayunkan Scythe,
atau ia terlalu takut menyentuhku yang sedang terkontaminasi.
Aku tidak mengayunkan Scythe untukmu, malam ini. 
Aku berikan kau secercah harapan, 
tuk jadikanku yang terakhir dari segala kemaksiatan. 
Ingat rasa bersalah ini, 
ingat emosiku tidak terpancing kata-kata jahatmu, 
ingat suaraku yang membangunkanmu penuh kekhawatiran,
ingat senyum ini, 
lambaian ini,
ingat aku menunggu hingga kau menutup pintu, 
ingat aku berikan wajah khawatirku saat aku menutup pagarmu, 
lagi, dengan lambaian jauh. 
Hidup! Sehat! 
Jalanmu masih panjang mengiringi jiwa kecil itu.
#yangterakhiryangterbaik

Dan aku teringat saat kukatakan hal yang sama pada yang tak dapat kumiliki,
tak pernah kukatakan cinta,
namun seluruh aksiku,
mengungkapkan lebih jauh dari itu. Hidup! Sehat!
Kumatikan cintaku,
kau harus hidup menopang keluargamu!
#whatyougiveyougetback

Vina's Junkthoughts 6: His Deepest Thoughts

Coz I read his minds...

Cantiknya bukan duniawi,
Kadang kulihat sayap di balik punggungnya,
Atau kibasan rambut yang mulai memutih cuek dibawanya.
Ia hanya manis dan pantas kuhormati,
Tapi si beringas ini ingin menyantapnya,
Jadi kuteguk sarinya,
Mengantarkanku pada sedikit kebaikannya,
Lalu otakku kacau,
Keliaranku menjadi jinak,
Aku yang selama ini tamak,
Terus menerus menambal bolong didadaku,
Akan hilangnya seseorang yang kukasihi, sayangi, panutanku, 
dan tak kusadari, ia yang mengisi.
Aku puas dengan kasihnya.
Aku ingin seperti dia,
Liar tapi baik,
Hingga yang tersisa hanya baik.
Ataukah aku dari dulu memang baik,
Ia bertanya.
Bahkan aku tak tau diriku sendiri,
Ia bacakan dengan segenap hati,
Tawa lirih yang aku bisa,
Benar smua apa yang dia kata.
Baik, tuk menggantikan sekian tahun kegilaan yang sebenarnya slalu kusesalkan, aku hanya ingin baik.
Dan dia pasti tertawa,
Lalu berkata:
Ga usah dipikirkan,
Kamu belagak gila, lalu petakilan, makin aku suka.
Lalu aku hanya menyeringai, lirih dihati, kamu tak bisa kumiliki. 
Takkan kubiarkan overprotektif-ku mengekang dirimu. 
Tak ada yang perlu kukekang, 
indah sudah sayapmu mengembang. 
Walau kutau inginmu, 
buruknya posesifku, 
sedikit jinakkan liarmu.
- aku yang terlanjur menyayangimu, kemari, kakakku, 
atau apapun sebutan itu, 
jangan pernah jauh dariku -
#manoftheroads

#aGiftforDales3rdbirthday_anUncle

Vina's Junkthoughts 6: Everything Has Its Price

Apakah yang sejajar, dapat berganti jalur lalu bertemu disatu simpul...

Saat pikiranku dipengaruhimu....

Everything has its Price.
Tidak ada yang tidak berharga,
tapi semua ada harganya.
Mungkin aku sedang mencinta,
walau tidak bersamanya.
Segala bentuk bahagia,
tawa sepuasnya,
hati yang relungnya penuh dengan syukur semata,
walau hanya lewat yang serupa kaca, itu tetap bentuk cinta.
Cinta hanya memberi,
bukan menuntut kembali.
Cinta adalah tentang diri kita sendiri, bukan sebanyak apa pasangan bisa memberi kembali.
Seperti kata para selebritis,
cinta tidak menyakiti,
tidak berkondisi,
tidak pandang umur,
gender, agama,
ataupun status sosial.
Manusia yang membuat cinta menjadi rumit hingga mudah disangkal.
Menyakiti, merasa tersakiti,
Kotor, korup,
berkondisi lebih dari murninya
cinta itu sendiri.
Karna cinta tidak mengenal ruang dan waktu,
kala egoisnya waktu,
ia terus melaju.
Ia hadapkan kami pada datangnya malam saat kami harus kembali.
Tapi memang aku harus pergi,
sekedar terinspirasi,
atau supaya kamu mencari. Overprotektif.
Yang lain mungkin keberatan,
tapi itu kondisi yang aku butuhkan.
Itu caramu membelenggu liarku,
dan aku puas karenamu.
Lalu kamu memang harus pergi,
supaya kamu kembali,
pada yang telah sendiri,
atau aku yang butuh kau temani.
Ya kalau bisa,
aku tak ingin diterima dimana-mana seperti ini,
lalu aku bebas pergi kesana kemari.
Aku ingin hanya selalu memanggil namamu,
hingga kamu pulang dan kita bertemu.
(I don't wanna live forever_Zayn&Taylor Swift)
Waktu tak mau berhenti,
agar kita bisa bahagia dengan rasa ini.
Lalu waktu datangkan pagi,
agar kamu kembali pergi.
Waktu melaju saja dengan arogan,
tanpa menimbang benang merah kita yang tengah bertautan.
Tak perduli kondisi khusus yang membuat kita belum bisa berpasangan,
bukan sekedar bentuk kemapanan.
Memaksa kita menyudahi segala macam rasa,
menekan emosi kita,
fokus hanya pada apa yang ada didepan mata.
Segala yang berawal pasti ada akhirnya,
ya rasa itu,
kita nikmati saja selagi ada sebelum datang akhirnya.
Mencinta memang indah,
membuatnya jadi selamanya,
bukan hal yang mudah.
Karna selamanya,
hanya Allah semata.
- catatan kesendirian diruangku yang bersahaja -

Vina's Junkthoughts 5: Faded

Coz your face still looks good on my wallpaper.
You're handsome,they said.
It's because of me, he said.
He's straight, he's married,
so he completely knew what he's been talking about.
It takes one gentleman to tell the other gentleman is a gentleman. Or a jerk?! LOL.
Kekasih yang bayangannya kabur memburam terkoyak,
Menyisakan memori kaus putih yang terserak,
Yang posenya keren dan baunya wangi,
Dan beat musik yang tertinggal dihati.

Vina's Junkthoughts 6_Men of the Roads: Para Binatang Dunia: Ayam Jago Besi, Anjing Air, dan Tikus Kayu berbilangan 666

Turut duka cita atas matinya rasa didunia.

Setiap pagi seperti menyalakan kembang api.
Cahaya yang kau nyalakan, hanya sebentar gemercikan,
lalu kembali gelap,
rasanya ingin saja selamanya kau terlelap.
Kalau bisa, adikku,
kupinjam amnesiamu.
Bangun dengan kenyataan hidupmu dibangun diatas pondasi kebohongan itu tidak mudah.
Menyadari selama ini dirimu hanya alat yang dimanfaatkan binatang-binatang yang mengejar harta dunia,
ITU selalu bisa menerbitkan air mata.
Bahkan keluarga yang harusnya menjadi rumah,
tempat kamu kembali pulang,
begitu kotor dan korup.
Lalu kau dipaksa tuk melakukan hal yang sama,
sistem manusia,
hingga dirimu tak bisa lagi merasa.
Tetap nyalakan kembang api itu,
walau dgn air mata,
tetap jaga nuranimu.
Jaga suci fitrahmu,
mandiri kan,
berhasilkan dirimu,
demi sucinya jiwa kecil ITU.
Aamiin, aamiin, aamiin, ya robbal aalamiin.
#morningpray
#udahempet


Ketika Kamu Sebesar O,69cm



Saat kamu masi sebesar 0,69cm,
mommy sudah nangis sendiri
pengennya kamu tetap hidup,
sehat,sempurna,shaleh,cerdas,Pintar,
pengertian,bijaksana,
dijauhkan dari segala yang jahat dan mencelakakan,serta dicintai smua orang.aamiin
MyπŸ’—forever for youDalelucky Nugrohoo mommy's trying the hardest & the best for we're going to be together sooner,aamiin
#morningprayer

Vina's Junkthoughts 6: Men of the roads


Karna traveling adalah hobi kita...

 


Semua akhirnya kembali kepada kesendirian.
Dari dulu hanya ada aku dan Pencipta-ku.
Ia terlalu cemburu.
Ia hadapkan aku dengan berbagai macam manusia, yang semerbaknya hampir-hampir sama.
Jika manusia air sedang menghilang, Ia hadirkan manusia air lainnya.
Jika manusia kayu Ia hilangkan setelah dia disana selama sepuluh tahun, Ia gantikan dengan manusia kayu lainnya, walau tak satupun layak kumiliki.
Mereka ada disana hanya tuk melindungiku,tak untuk kumiliki. Sepertinya Ia ingin agar aku hanya menerima, tanpa memberi selamanya. Karna memiliki, berarti memberi dan menjaga selamanya.
Karna aku tau, selamanya, itu tak pernah ada, hanya Ia yang pantas ada selamanya.
-catatan kesendirian pertama di tahun 2017- in Jatipadang