Wednesday, January 25, 2017

Vina's Junkthoughts 6: the Man of the Roads


Boleh dentingkan toast botol-botol bir ringan ITU. 
Sosok lima kaki sepuluh inci yang membelah malam saat ITU,kutemukan diantara sembilan ratus sekian yang minat padaku tapi tak kugubris. 
Boleh angkat topi soal kelihaianku membaca karakter,status sosial, dan jenjang pendidikan seseorang hanya dari bentuk muka, tatapan mata, bahasa tubuh, dan postur seseorang. 
Terlalu lama jam terbang memahami Sherlock Holmes sepertinya. 
Lalu instingku tak pernah meleset, yang satu ini bak jarum emas yang kucari diantara tumpukan jerami. 
Sayangnya ia emas,harus kutukar supaya berharga walopun harapku dapat jarum Stainless Steel saja yang bisa kupakai tuk merajut baju lalu jadi mata pencaharianku selamanya. 
Malam pun kalah pekat dari kedua alisnya yang ujung luarnya menukik indah lalu turun memanjang hingga ujungnya sejajar sudut mata. 
Lafadznya betawi, tapi bentuknya seperti manusia luar negeri. 
Jauh lebih menakjubkan dari copy imejnya dimedia sosial. 
Mata dalamnya sayu, entah lelah, entah sedih, entah putus asa dengan kebejatan dunia. 
Kedua tangan ini ingin segera meraihnya, memberikan kasih sepenuhnya. 
Yang sepertimu pantasnya dibahagiakan, bukan dikecewakan. 
Dua bulan kemudian cerita yang ku prediksikan terlontar dari bibir manisnya yang selezat kue. 
Tidak seharusnya kau dikecewakan. 

Udah dulu,penulis ngantuk dan batre habis.
-kamu inspirasiku-

No comments: